Tukang Cukur
Saya,
Irvan Faza adalah Asli Orang Garut yang merantau ke Kota Bandung. Pada saat itu
saya berencana untuk menyukur rambut saya di Tukang Pangkas dekat rumah. Dan sambil
memangkas, tukang pangkas ini terus berbincang dengan Irvan Faza. Sampai akhirnya
Tukang Pangkas ini mengatakan bahwa dia adalah ASGAR. Sering sekali, ketika
saya mencukur rambut ditempat berbeda pun, kapsetrnya ini rata –rata adalah
ASGAR. Maka timbulah dalam benak saya, mengapa Tukang Pangkas rambut kebanyakan
ASGAR? Dan saya menemukan jawaban dari pertanyaan saya ini.
Praktik
pemotongan rambut pada pria berawal sejak 400 tahun sebelum Masehi di
Macedonia. Hingga berkembang pada abad keempat yang tidak hanya memotong rambut
namun tukang cukur atau kapster berperan layaknya tabib karena dapat mengobati
luka pendarahan, pembedahan dan ahli gigi.
Dari
sinilah awal lahirnya tiang barbershop yang
diisi oleh warna merah, putih, dan biru yang mana menjadi simbol turun menurun
sampai hari ini. Warna merah berarti darah, putih bermakna perban bersih, serta
biru menyiratkan pembuluh darah sedangkan bentuk spiral menggambarkan perban
yang diperas.
Awal
mula masuknya barbershop ke Indonesia tertera dalam buku Wajah Bandoeng
Tempoe Doeloe karangan Haryoto Kunto yang menceritakan orang keturunan Tionghoa
di Bandung terkenal sebagai ahli pemangkas rambut serta membersihkan kotoran
telinga.
Adapun
sejarah mengenai orang Garut yang berprofesi sebagai kapster lahir berkat
konflik politik karena adanya pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) sehingga pada awal tahun 1950 banyak pribumi Garut mengungsi
dan bekerja sebagai kapster di berbagai daerah Indonesia.
Orang
Garut yang sukses menjadi kapster lantas kembali pulang dan mengajak pemuda
lain untuk mengikuti jejaknya di perantauan. Wilayah penghasil kapster di Garut
tersebar di daerah seperti Desa Bagendit, Banyuresmi, Wanaraja, dan Bina Karya.
"Ini sudah semacam pekerjaan
turun menurun di Garut bahkan gunting yang saya gunakan adalah buah
warisan," ujar Eriec Toto, kapster asal Garut yang juga anggota Paguyuban
Pangkas Rambut Indonesia.
Kapster
asal Garut dikenal senang mengobrol, ramah dan teliti dalam pengerjaan. Hingga
kini warga pribumi Garut mendominasi profesi kapster di bagian barat Indonesia.
Untuk bagian barat didominasi oleh kapster asal Garut
Kegiatan
memijit selepas mencukur merupakan ciri khas dari kerja para kapster asal
Garut. Hal tersebut masih dipertahankan hingga saat ini bahkan menjadi identik
bagi barbershop di Indonesia.
Maka
tidak heran jika pemangkas asal Garut menjadi pilihan yang menjadikan profesi
tersebut sebagai lahan rezeki primer di beberapa daerah di Garut. Hasil pendataan
mengatakan bahwa pendapatan terbesar di Banyuresmi,Garut berasal dari profesi
sebagai kapster (penyukur rambut)
Tidak
disangka sebegitu besarnya Pemangkas ASGAR yang bermuara di kota-kota besar
lainnya. Irvan Faza mengungkapkan, Garut memiliki banyak seniman, yaitu
banyaknya kapster. Karna sudah pasti kapster ASGAR ini memiliki seni dalam
dirinya, yaitu seni membentuk rambut pria dan dicocokan dengan wajahnya. Sehingga
membuat pria-pria di Indonesia terlihat tampan. Ramah danTeliti adalah salah
satu keunggulan dari pemangkas rambut ASGAR.
Source: http://ayobandung.com/read/20170130/63/15792/ini-penjelasan-kenapa-tukang-cukur-banyak-dari-garut
IRVAN FAZA GARUT
YOUTUBE:
Irvan Faza Garut
INSTAGRAM:
TWITTER:
FACEBOOK:
Komentar
Posting Komentar